Minggu, 21 Desember 2014

The Bebebs Goes to Indochina (3) : Mendadak Tomb Rider di Angkor Wat

The Bebebs was here!
Bus bergerak meninggalkan Phnom Penh di sore hari. Kelelahan, kami tertidur sepanjang jalan. Saya sempat terbangun beberapa kali. Rumah-rumah khas Kamboja tampak seperti rumah yang sering saya lihat ketika ikut Papa pulang kampung ke Ngawi, Jawa Timur. Menarik. Hamparan lahan dan hutan juga ada banyak. Ini saya mau ke Siem Reap apa pulang ke Ngawi sih?
Hampir tengah malam, kami sampai di Siem Reap. Saya merasa kurang enak badan. Kurang tidur dan kurang makan juga sepertinya serta kurang kasih sayang (?). Nama penginapan kami Palm Garden Lodge. Keren ya?  Tapi tunggu dulu, kamu harus liat kamarnya..
kelambuan banget sis??
Fungsi kelambu mungkin untuk menahan serangan nyamuk, sama lah ya seperti di daerah perkampungan di negeri sendiri. Kamarnya besar, sederhana sih. Tapi... bantalnya juga bau. Sama seperti di Phnom Penh. Duh.. Saya mulai rewel. Saya ga masalah tidur di mana aja, tapi kalo kasur dan bantalnya berbau menyengat, saya mulai cranky. Prima sudah mewanti-wanti harus bangun subuh karena kita mau mngejar sunrise di Angkor Wat. Menarik! Baru tidur sebentar, jam 4 kurang udah dibangunin. Ayo kita ke Angkor Wat. Kondisi badan saya makin ga enak, tapi demi sunrise dan solidaritas mariii berangkat!
Mengantri masuk Angkor Wat. Masih Subuh loh!
Foto diambil ketika kita membayar tiket. Seadanya aja lah ya..
Mana sunrise-nya manaa? ketutupan awan kak..

Ada beberapa jenis tiket masuk ke Angkor Wat. One day pass seharga 20 dollar, Three day pass 40 dollar, paket seminggu 60 dollar. Duh kakshay, emang sih Angkor Wat luas banget, tapi seminggu banget mau kesitu? Oh iya, di Kamboja mata uang yang dipakai real Kamboja dan dollar. Tapi mereka lebih prefer menerima pembayaran pakai dollar, cuma jangan heran kalau dikasi kembalian dollar plus real.
Tuk-tuk bareng cici Yuli
Karena ga dapet sunrise akibat hujan semalam, kami kembali ke penginapan. Melanjutkan istirahat. saya hampir menyerah ga mau ke Angkor Wat lagi. Ga enak badan banget dan sempat jatuh kepeleset di sana. haha Istirahat diperpanjang sampai siang. Setelah makan siang, mari menjelajah Angkor!
Angkor, sebuah komplek yang sangat luas terdiri dari banyak candi di dalamnya. Saya bisa membayangkan betapa megahnya kerajaan Khmer di masa itu. Luas, tertata, mewah. Luasnya berkali lipat dari kawasan Candi Borobudur. *yaeyalah*

Kunjungan pertama adalah Bayon, Angkor Thom. Candi seribu wajah. Saat itu memang sedang dilakukan renovasi di beberapa bagian. Jadi harus berhati-hati ketika menaiki candi atau melihat bagian candi yang lain.



Setelah puas melihat-lihat Bayon, kami bergerak menuju Ta Prohm, candi yang dijadikan lokasi syuting film Tomb Rider. Yang bikin unik, akar-akar besar yang menjalar disekitar candi. Geli-geli serem gimana gitu. Kok bisa ya tumbuhnya seperti itu? Ingin bergaya Lara Croft? Jangan lupa datang ke sana dengan rambut kepang dan bawa pistol ala-ala ya! #lah


Cilukba!
Lara Croft 2.0. bawanya kamera, bukan pistol. #dhuar
so cute!
Tidak terlalu banyak candi yang kami kunjungi. Jarak satu candi ke candi lain tidak bisa dijangkau dengan jalan kaki. Harus naik tuk-tuk lah minimal. Kebayangkan luasnya Angkor kayak gimana? Malam hari, saatnya nonton Apsara Dance Show! Sebuah pertunjukan tarian khas Kamboja. Ada beberapa paket berbayar untuk menonton Apsara Dance. Saya kasih tau triknya biar kamu bisa nonton Apsara Dance tanpa harus bayar, cukup pesen makan aja. hihi Kamu bisa pergi ke kawasan Pub Street kemudian makan malam di restoran Temple Balcony. Mereka menyajikan pertunjukan Apsara Dance secara reguler dari jam 20.00-21.30. Jangan tanya ke resepsionis, karena akan langsung ditawarkan paket pertunjukan. Langsung aja datang ke Temple Balcony ya!


Beautiful Apsara Dance

Penarinya sendu yes mukanya
Candid Selfie
Setelah menikmati makan malam dan menonton Apsara Dance, saatnya berjalan-jalan ke night market. Karena kami sudah berbelanja ria di Phnom Penh, jadinya hanya liat-liat saja. Hari semakin malam, muncul ide untuk nogkrong di Pub Street, merasakan nighlife experience di Siem Reap. Yudi yang tidak terlalu suka nightlife memutuskan pulang duluan ke penginapan. Ternyata seru juga, joget-joget cuma pake kaos lusuh, kucel, pake sendal jepit, bawa kantong kresek pula! seru! Udah jauh-jauh sampai Kamboja, eh group dance-nya sama binan lokal juga. :))
Halo, masih sadar?
Pulang kak.. besok busnya pagi-pagi kak..
Jam 2 malam kami pulang berjalan kaki ke penginapan. Sudah ga ada tuk-tuk kak. Malam terakhir di Siem Reap sangat menyenangkan. Setidaknya bisa menggatikan kesedihan setelah dari Phnom Penh kemarin. haha

Kami kehabisan tiket bus langsung dari Siem Reap ke Ho Chi Minh City. Satu-satunya cara harus ke Phnom Penh dulu lalu lanjut lagi dari Phnom Penh ke Ho Chi Minh City. Prima bilang travel dari bus akan menjemput ke hotel jam stengah 8 pagi. Sepulang dari pub, saya segera packing lalu tidur. Jam 7 pagi, Prima menggedor-gedor heboh kamar saya dan Yuli.

"Bok....!! Bangun!! Bangun!! Jemputannya udah dateng di depan Bok!!"

DHUAR!! Saya langsung loncat dari tempat tidur, bergantian mandi dengan Yuli. Suasana pagi itu cukup heboh. Packing, nyuapin sarapan, bukain tolak angin, nyisirin rambut, dan kasih minum susu percaya ato engga kami saling bahu membahu melakukan itu semua satu sama lain. Prinsipnya semua harus makan, rapi, biar ga sakit dan crancky. Saya masih suka tersenyum geli kalau ingat momen itu. Kami tidak saling memarahi satu sama lain, malah dibawa ketawa-ketawa, karena semua buru-buru. :))

Akhirnya kami transit setengah hari di Phnom Penh. Lumayan lah ke pasar malam kemudian nongkrong di salah satu cafe riverside hingga malam hari. Drama dilanjutkan ketika menunggu bus dari Phnom Penh ke Ho Chi Minh City. Semua sudah capek fisik dan batin, bus lamaaaa banget ga datang juga. Sekalinya sudah datang, Kami disuruh naik tapi tetep aja ga jalan-jalan. Yudi dan Yuli mulai marah-marah cranky. Saya paling males complain-complain meski sebel juga. Sonya bobok cajalah cudah!

Sampai di Ho Chi Minh sudah hampir siang. Tidak banyak waktu yang tersisa untuk berkeliling jadi kami hanya mengunjungi Ben Thanh Market saja.

Berakhir juga deh Trip The Bebebs cabang Trip Indochina. Rekan jalan kali ini sungguh menyenangkan. Semua kita hadapi dengan ketawa, waktunya juga disiplin, perhitungan budget juga dibagi rata. Rasanya sulit sekarang untuk janjian traveling jalan bareng lagi dengan Prima, Sam, Yuli dan Yudi. See you when i see you, The Bebebs!

Kecups,


Sonya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar